Sabtu, 08 Desember 2012

Konsep Hipertensi


Konsep Hipertensi
.1 Definisi Hipertensi
Menurut WHO (2006) hipertensi adalah tekanan darah yang berada di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi (Halim, 2003)
Takanan darah tinggi (hipertensi) adalah keadaan yang ditandai  dengan terjadinya peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Hipertensi merupakan penyakit yang umumnya tidak menunjukan gejala, atau bila ada, gejalanya tidak jelas, sehingga tekanan yang tinggi di dalam arteri seringh tidak dirasakan oleh penderita. Ukuran tekanan darah (tensi) dinyatakan dengan dua angka ; angka yang diatas diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sisitolik), angka yang di bawah diperoleh ketika jantung berileksasi (diastolik). Itu sebabnya tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, (dibaca;seratus dua puluh per delapan puluh millimeter air raksa). Seseorang di katakan memiliki tekanan darah tinggi jika tekanan sistolik posisi duduk mencapai 140 mmHg atau lebih, tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Umumnya pada tekanan darah tinggi, kenaikan terjadi pada tekanansistolik dan diastolic (dr, iskandar. 2010).

2 tipe-tipe hipertensi
Pada dasarnya hipertensi dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Hipertensi Esensial (Hipertensi Primer atau Idiopatik) penyebab utama dari 90 % kasus hipertensi yang dilaporkan tidak dapat dipastikan. Tekanan darah tinggi jenis ini disebut hipertensi esensial. Walaupun misterius, hipertensi esensial telah dihubungkan dengan faktor-faktor resiko tertentu, seperti :
1.    Faktor keturunan
2.    Lebih banyak terjadi pada pria
3.    Usia dan ras
4.    Kelebihan berat badan
5.    Konsumsi alcohol
Dan Hipertensi Sekunder penyebabnya langsungnya dapat diketahui, kondisi itu disebut hipertensi sekunder. Di antara penyebab hipertensi sekunder, penyakit ginjal menempati posisi terdepan. Hipertensi sekunder juga dipicu oleh faktor-faktor berikut :
1.    Koarktasi aorta (bentuk cacat dari arteri besar yang mengalir darah dari jantung).
2.    Tumor kelenjar hipofisis.
3.    Tumor otak / peningkatan tekanan intracranial (dr,ritu jain. 2011)

3 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi pada orang dewasa menurut badan kesehatan dunia WHO tahun 1999 adalah sebagai berikut :

kategori
Tekanan sistolik
(mmHg)
Takanan diastolic
(mmHg)
Tensi optimal
< 120
>80
Tensi normal
<130
>85
Tensi normal tinggi
130-139
85-89
Tingkat 1 : hipertensi ringan
140-159
90-99
Subgroup :batas
140-249
90-94
Tingkat 2 : hipertensi sedang
160-179
100-109
Tingkat 3 : hipertensi berat
180-209
110-119
Hipertensi sistolik isolasi
≥ 140
>90
Subgroup : batas
140-149
>90
Tingkat 4 : hipertensi maligna
≥ 210
≥120
Tabel 2.2 Klasifikasi hipertensi pada orang dewasa menurut badan kesehatan dunia WHO. 
Takanan darah yang tinggi menyebabkan terjadinya cedera pada lapisan dalam pembuluh darah arteri (sel endotel) sehingga terjadi disfungsi endotel.
Selain itu angiotensin II yang biasanya meningkat pada hipertensi merupakan vasokontriktor yang kuat dengan reseptornya yang dapat menambah penumpukan ion Ca ++ intrasel, dan menstimulasi proliferasi/hipertrofi otot polos arteri. Hipertensi juga memiliki kemampuan pro-inflamasi yang dapat meningkatkan pembentukan hydrogen peroksida dan radikal bebas seperti super-oksida anion dan radikal hidroksil yang mempengaruhi penurunan produksi nitric oxide (NO= vasodilator) yang berfungsi sebagai pelebar arteri (vasodilator) karenanya dapat meningkat adesi lekosit dan resistensi perifer (dr, iskandar. 2010)

4 patofisiologi hipertensi
Mekanisme kejadian hipertensi masih belum diketahui, tetapi beberapa keadaan mungkin penyebab hipertensi pada lansia diantaranya adanya perubahan pada struktural dan fungsional pada system pembuluh perifer yang bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi ateriosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi pembuluh dan daya renggang pembuluh darah. Konsenkuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung, mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer. (brunner dan suddart, 2002).
5 Factor resiko
Seseorang yang menderita hipertensi akan memiliki penderitaan yang lebih berat lagi jika semakin banyak faktor resiko yang menyertai. Hampir 90 % penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya dengan pasti.

Para ahli menbagi dua kelompok faktor resiko pemicu timbulnya hipertensi, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.

faktor yang tidak dapat dikontrol adalah :
1.    Keturunan
2.    Jenis kelamin
3.    Umur
Dan faktor yang dapat dikontrol adalah :
1.    Kegemukan
2.    Konsumsi garam berlebih
3.    Kurang olahraga
4.    Merokok dan konsumsi alkohol menurut (dr. setiawan,dan basuki
     team.2008)
6 Gejala hipertensi
Pada umumnya hipertensi tidak menimbulkan gejala yang jelas dan sering tidak didasari kehadirannya. Ada kalanya secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padaha sebenarnya tidak selalu). Gejala yang di maksud adalah gejala kepala, perdarahan dari hidung, wajah kemerahan kelelahan. Semua gejala tersebut bisa terjadi pada siapa saja, baik kepada penderita hipertensi maupun seseorang yang tekanan darahnya normal(dr,iskandar.2010).

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung (Underwood, 2000).

7 Diagnose hipertensi
Untuk mengetahui keberadaan hipertensi, pengukuran tekanan darah harus dilakukan dalam keadaan duduk rileks atau berbaring selama 5 menit. Apabila hasil pengukuran menunjukan angka 40/90 mmHg atau lebih, hal ini dapat diartikan sebagai keberadaan hipertensi, tetapi diagnose tidak dapat dipastikan hanya berdasarkan satu kali pengukuran saja. Jika pada pengukuran pertama hasilnya tinggi, maka tekanan darah diukur kembali sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi (dr,iskandar.2010).

8 pencegahan hipertensi
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup. Hindari kebiasaan lainya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga berpengaruh dalam peningkatan resiko hipertensi walaupun mekanisme timbulnya belum diketahui pasti (dr, nurul wahdah.2011).

2.3 definisi kardioveskuler
2.3.1 darah
Darah adalah jaringan cairan yang terdiri atas dua jaringan. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat uunsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secar keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini diyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang didapatkan yang berkisar antara 40-47 (evelyn c. pearce.2002).

2.3.2 sirkulasi darah
Darah bertugas membawa zat-zat ke seluruh tubuh, terutama zat gizi dan oksigen supaya sel-sel tubuh dapat terus hidup dengan baik, dan untuk membersihkan zat-zat berbahaya seperti karbon dioksida. Darah mengambil oksigen dari udara dalam paru-paru. Darah yang mengandung oksigen kemudian masuk ke jantung dan dipompa keseluruh tubuh melalui pembuluh arteri (pembuluh darah besar). Pembuluh darah arteri lalu bercabang menjadi pembuluh yang lebih kecil dan makin kecil mengandung oksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, lalu di pompa kembali ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi.
2.3.3 katup jantung dan sirkulasi darah
Keempat katup jantung berfungsi untuk memastikan aliran darah ke satu arah. Katup membuka agar darah dapat mengalir dan menutup kembali untuk mencegah darah mengalir kearah sebaliknya. Pergerakan katup tersebut merupakan respons dari perubahan tekanan ketika jantung berkontraksi dan mengendur ketika rongga jantung berkontraksi,gerakan tersebut mendorong darah masuk ke bilik atau keluar dari jantung menuju ke pembuluh  arteri.
Katup trikuspidalis dan bikuspidalis yang trletak di antara serambi dan bilik di sebut katup atrioventrikel. Saat katup-katup ini membuka, darah mengalir dari serambi ke bilik. Ketika bilik berkontraksi, tekanan dari darah menggerakkan katup naik sampai ujung-ujungnya bertemu dan menutup. Pada saat yang bersamaan tali jaringan ikat tipis-korda tendinea (katup-katup tersebut terhubung ke otot papiler oleh urat yang berbentuk seperti kawat) mengecang dan mencegah katup berbalik sehingga mencegah darah mengalir kearah sebaliknya.
sampai dengan pembuluh darah mikroskopis yang kemudian membentuk pembuluh darah kecil yang dinamakan pembuluh kapiler. Dengan adanya jaringan ini, darah bisa mencapai setiap sel-sel tubuh yang membutuhkan oksigen. Darah yang sudah tidak

Katup aorta dan jantung di kenal juga dengan sebutan katup semilunar karena terbentuk dari tiga buah kuspa yang mirip bulan. Katup SL membuat darah mengalir dari jantung ke arteri dan mencegah darah mengalir kembali ke dalam bilik. Katup SL membuka ketika tekanan pada bilik lebih besar dari tekanan pada arteri, membuat darah mengalir dari bilik ke dalam jantung dan aorta. Saat bilik mengendur, darah mengalir kembali ke jantung. Ketika darah yang mengalir kembali tersebut memenuhi kuspa, katup SL menutup. Katup tidak menjaga jalan masuk vena kava ke dalam serambi.

2.3.4 peredaran darah (peredaran paru-paru dan peredaran sistemik)
System sirkulasi terdiri atas 2 sistem peredaran, yaitu peredaran melalui paru-paru yang disebut peredaran paru-paru dan peredaran ke seluruh bagian tubuh lainnya, dinamakan peredaran sistemik.
Darah mengalir melalui kedua system ini oleh dua pompa yang berada di jantung sebelah kiri dan kanan. Walaupun pompa kanan dan kiri ini bergerak bersamaan darah di tiap pompa terpisah dan, hingga tahap tertentu, berfungsi mandiri. Pompa di kiri jantung berukuran lebih besar, lebih berotot, dan bekerja lebih berat dari yang di kanan jantung karena mendorong darak ke seluruh bagian tubuh.

Jantung memompa darah ke dalam dua sirkuit tertutup. kedua sirkuit tersebut diatur berdasarkan urutan-hasil salah satu sirkuit menjadi sumber dari yang lain. Pompa di kiri jantung merupakan pompa bagi seluruh tubuh (peredaran sistemik), yang menerima darah segar yang penuh oksigen dan paru-paru. Bilik kiri memompa darah ke aorta. Dari aorta, darah mengalir ke dalam arteri sistemik kecil yang membawah darah ke semua organ tubuh,kecuali kantung udara (alveolus) di paru-paru. Pada tiap bagian tubuh, urat nadi berujung ke system kapiler tempat terjadinya pertukaran zat gizi dan gas. Darah melepaskan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2). Darah mengalir melalui system kapiler menuju system venula, venula membawa darah dari jaringan ke system vena kemudian kembali ke serambi kanan jantung.

Bagian kanan jantung menerima darah kotor yang tidak lagi mengandung oksigen dari peredaran sistemik. Bagian kanan jantung merupakan pompa untuk peredaran paru. Darah mengalir dari serambi kanan ke bilik kanan, lalu di pompa ke dalam batang paru-paru yang kemudian membawahnya ke paru-paru kanan dan kiri melalui arteri paru-paru. Dalam kapiler paru-paru, darah melepaskan CO2 (mengembuskan nafas) dan menyerap oksigen. Darah segar yang mengandung oksigen tersebut kemudian mengalir ke vena paru-paru dan kembali ke serambi kiri jantung.

Kembali ke vena
Darah selalu berada dalam tekanan pada kedua sistem (paru-paru dan sirkulasi sistemik), pada arteri, kapiler, dan nadi, karena tidak ada tekanan, peredaran darah tidak akan terjadi. Tekanan pada kapiler harus tetap stabil sehingga kondisi perpindahan gas dan zat-zat gizi dalam sel-sel dan jaringan tubuh tetap sama, walaupun bagian tubuh lainnya sedang melakukan hal berbeda. Hal ini merupakan alas an utama berubah-ubahnya tekanan darah pada urat nadi
2.3.5 suara jantung
Saura detak jantung yang utama berasal dari pengolakan darah yang disebabkan oleh tertutupnya katup-katup jantung. Pada setiap siklus jantung, serambi dan bilik berkontraksi dan mengendur secara bergantian. Tiap siklus jantung diasosiasikan dengan satu detak jantung meliputi sistol (fase kontraksi) dan diastolik (fase mengendur) dari serambi dan sistol dan diastole dari bilik. Jika kecepatan jantung adalah 75 detak/menit, satu siklus jantung berlangsung selama 0,8 detik.

Dalam satu siklus terdapat empat suara jantung tapi biasanya hanya yang pertama dan kedua yang cukup keras sehingga dapat terdengar melalui stetoskop. Suara pertama (S1) lebih keras dan lebih lama dari yang kedua. Ini di karenakan penutup katup atrioventrikel (AV) di perlukan sistol bilik (kontraksi bilik). Suara kedua (S2) lebih pendek dan tidak sekeras yang pertama. Hal ini karena penutupnya katup semilunar (SL) pada awal diastole bilik (mengendurnya bilik), normalnya, suara ketiga (S3) dan keempat (S4) tidak cukup keras untuk bisa didengar, karena S3 merupakan pengolakan darah saat pengisian ventricular secara cepat dan S4 karena pergolakan darah selama sistol serambi (berkontraksinya serambi) (dr.ritu jain.2011).

2.3.6 metode mengukur tekanan darah
Sfigmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah, alat ini juga bisa disebut ‘ pemantau tekanan darah’ atau sesuatu yang serupa, namun Sfigmomanometer adalah nama yang dipilih ketika pertama kali alat ini dikeluarkan pada akhir abad ke-19 dan masih tetap digunakan sampai sekarang.

Sfigmomanometer dalam pemakaian sehari-hari di tempat praktek dokter terdiri atas alat untuk mengukur tekanan darah yang dihubungkan ke manset yang dapat digembungkan, yang nantinya dililitkan ke lengan bagian atas. Ada tiga jenis alat Sfigmomanometer :
1.    Sfigmomanometer air raksa
2.    Sfigmomanometer aneroid
3.    Sfigmomanometer elektronik menurut (dr,Julian Dan tom. 2003)


1 komentar: