Sabtu, 08 Desember 2012

Basic Live Suport



Pengetahuan Umum
BLS 2010
1.      Perubahan urutan dari “ABC (airway, breathing, circulation / kompresi dada) menjadi CAB (circulation / kompresi dada, airway, breathing)”  untuk psien dewasa, anak kecuali neonates karena :
-          Pasien henti jantung banyak pada populasi dewasa dan survival rate tertinggi pada semua usia didapatkan pada keadaan witnessed arrest, ventricular fibrillation atau pulselless ventricular tachycardia. Pada pasien tersebut diatas tindakan awal pertama adalah kompresi dada luar dan defibrilasi dini.
-          Pada sekuel A-B-C pijat kompresi dada sering tertunda, karena penoong harus melakukan pembukaan jalan nafas, pemeriksaan breathing dengan metode 3M (melihat perkembangan dada, mendengar dan merasakan hembusan nafas), atau sibuk mencari Barrier devices untuk persiapan prosedur ventilasi dari mulut ke mulut. Dengan merubah sekuel menjadi C-A-B, kompresi dada bisa segera dimulai. Ventilasi yang diberikan tertunda sebentar, setelah 30 pijatan (1 siklus atau ± 18 detik).
-          Sangatlah bisa dipahami bila sekuel yang bakal dikerjakan berdasarkan penyebab henti jantung tersering yaitu ventricular fibrilasi dan ventricular tachycardia, dengan urut-urutan sebagai berikut :
a.       Periksa respons penderita
b.      Bila tidak berespon dan tidak bernapas atau gasping(apneustic breathing) segera minta bantuan 118
c.       Pasang AED sambil memberikan resusitasi jantung paru. Tetapi bila dicurigai penyebab henti jantung adalah masalah asphyxia seperti pada tenggelam, henti jantung pada neonatus, tindakan resusitasi dikerjakan dengan urutan A-B-C.
2.      Penyederhanaan langkah-langkah BLS (Basic Life Support) dengan menghilangkan langkah pemeriksaan 3M (melihat gerakan dada, mendengar dan merasakan suara nafas) karena dianggap terlalu menyita waktu dan tidak konsisten. Sebagai gantinya penekanan lebih ditujukan pada aktivasi pertolongan 118 dan sesudahnya segera memulai pijat jantung luar setelah tanda-tanda tidak bernapas atau pernapasan gasping ditemukan.
3.      Penekanan pada pengertian High quality Cardio Pulmonary Resuscitation / resusitasi jantung paru kwalitas tinggi yaitu kecepatan 100 X/1’. Kedalaman yang adekuat, chest recoil yang sempurna, interupsi seminimal mungkin, ventilasi yang memadai.
4.      Perbaikan dari Chain of Survival yaitu pengenalan dini henti jantung dan aktivasi system 118, RJP dini dengan penekanan pijat jantung luar, Rapid defibrillation, pertolongan hidup lanjut yang efektif, perawatan yang terintergrasi sesudah henti jantung.
5        Rantai Kehidupan
1.      Pengenalan henti jantung dan akses dini
-          Pengenalan tanda-tanda awal serangan jantung seperti nyeri dada, sesak napas, mual muntah, tidak sadar, henti napas, dan tidak adanya nadi.
-          Pemanggilan tim respon 118
2.      RJP dini
-          Kematian otak terjadi dalam beberapa menit setelah jantung tidak berdenyut. RJP harus dimulai sesegera mungkin untuk menyediakan oksigen dan aliran darah ke otak dan jantung serta mebung karbondioksida yang berlebihan dari paru-paru. RJP tidak sellu dapat mengebaikan denyut jantung, tetapi dapat menjag kelangsungan hiup organ-organ vital sampai bantuan dating.
3.      Defibrilasi dini
4.      Perawatan lanjut yang efektif
5.      Perawatan pasca henti jantung
CPR dewasa
a.       Evaluasi respon korban
b.      Aktifkan EMS,panggil bantuan telp118
c.       Posisi korban
d.      Evaluasi nadip tanda2 sirkulasi
-          Head tilt, cek nadi karotis selama 10detik
e.       Mennentukan posisi tangan pada kompresi dada
-          Letakkan kedua jari tangan dan kaitkan jari tangan yang menempel sternum,luruskan dan kunci kedua siku, bahu penolong di atas dada korban dan tekan sedalam 4 – 5 cm
-          Lakukan kompresi dada 100 x/menit dengan 30 kompresi : 2 ventilasi,lakukan dengan 5 siklus ± 2 menit.
-          3 M lalu cek nadi dan reviuw breathing.
SBA (sumbatan benda asing)
Pasien sadar (maneuver Heimlich / abdominal thurst dan chest thurst
-          Tanyakan pada pasien dan berikan informasi
Lingkarkan lengan pada perut korbandan cari pusar (2 jari diatas umbilicus dengan 5 hentakan)
-          Minta korban untuk membungkuk dan gengam kepalan penolong dengan tangan lain
-          Lakukan hentakan kearah dalam dan atas selama 5 kali sampi benda asing keluar.
Pasien tidak sadar
-          Posisikan korban dengan alas datar,keras dan nyaman
-          Aktifkan EMS dengan menghbungi 118
-          Pasang AED bila ada
-          Jika tidak ada langsung periksa nadi karotis selama10 detik dan lakukan RJP 30 : 2
-          Kompresi dada kembali.evaluasi kemulut korban dengan cara Tounge jaw lift (tekan lidah kebawah)
-          Jika SBabelum Nampak berikan kompresi dst dan bila SBA sudah Nampak bersikan dengan cara (Finger sweep)
-          Evaluasi breathing (3M)
-          Evaluasi nadi,jika nadi tidak teraba periksa napas selama 8 – 10X / menit atau 6 – 10 / detik engan hitungan satu ribu, dua ribu dll tiup pernapasan.
-          Jika nadi dan napas sudah ada, letkkan korban pada posisi recovery.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar